Jumat, 28 November 2014

KEBIASAAN IBU SANGAT MENENTUKAN KESEHATAN GIGI ANAK

Upaya untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut telah banyak dilakukan berbagai pihak sejak lama, baik melalui program pemerintah, media massa, iklan di televisi, atau penyuluhan di pusat kesehatan. Namun ternyata hasilnya belum begitu signifikan. Dari Survei Kesehatan Rumah Tangga pada tahun 2001 didapati bahwa 76,2% anak Indonesia pada kelompok usia 12 tahun mengalami karies.
Kalau dijabarkan satu persatu, banyak faktor yang menyebabkan sulitnya meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut anak di Indonesia. Tapi mungkin perlu dicermati satu hal yang teramat penting, yaitu peranan ibu. Ibu memegang peranan penting dalam keluarga, sebagai seorang istri dan ibu dari anak-anaknya. Figur pertama yang dikenal anak begitu ia lahir adalah ibunya. Maka dari itu, perilaku dan kebiasaan ibu dapat dicontoh oleh sang anak. Pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi akan sangat menentukan status kesehatan gigi anaknya kelak. Namun ‘tahu’ saja tidak cukup, perlu diikuti dengan ‘peduli’ dan ‘bertindak’.
Kesehatan gigi dan anak perlu diperhatikan sedini mungkin. Pembentukan gigi pada anak sudah dimulai sejak ia masih dalam kandungan. Faktor gizi ibu hamil sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan janin, tak terkecuali bagian gigi dan mulutnya. Kalsium, fluor dan fosfor adalah elemen penting dalam pembentukan gigi janin. Begitu juga vitamin C dan D.
Holt RD, dkk melakukan penelitian tentang efek pendidikan kesehatan gigi yang diberikan ibu kepada anaknya yang berusia 5 tahun di London. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa 69% dari anak-anak yang ibunya memberikan oral health education di rumah memperlihatkan bebas karies, dan angka gingivitis (radang gusi) yang lebih rendah daripada anak-anak yang tidak dididik tentang kesehatan gigi dan mulut oleh ibunya.
Karies gigi dapat terjadi sangat dini, begitu gigi sudah tumbuh dan  terekspos ke lingkungan mulut maka ia berpotensi untuk mengalami karies. Ibu dapat membantu membersihkan gigi anaknya yang masih batita dengan menggunakan kasa atau kapas bersih yang disapukan ke permukaan gigi. Untuk mengetahui apakah masih terdapat plak di permukaan gigi, dapat dioleskan disclosing solution yang akan memberi warna merah pada bagian permukaan yang ditutupi plak. Jadi bisa ketahuan apakah gigi memang sudah benar-benar bersih atau belum.


Kadang anak yang masih berusia di bawah 5 tahun sangat sulit untuk disuruh menyikat gigi. Nah, di sinilah letak peran ibu. Sekedar perintah mungkin tidak mempan untuk membuat anak mau menyikat gigi. Tapi kalau ibu mengajak si anak bersama-sama  menyikat gigi, saat mandi misalnya, maka anak dapat memperhatikan dan mencontoh kebiasaan ibu.
Memasuki usia sekolah, resiko anak mengalami karies makin tinggi. Banyaknya jajanan di sekolah, dengan jenis makanan dan minuman yang manis, mengancam kesehatan gigi anak. Ibu perlu mengawasi pola jajan anak di sekolah. Jika memungkinkan, anak tidak dibiasakan untuk jajan di sekolah sama sekali. Bekal makanan dari rumah jauh lebih baik, karena tak bisa disangkal bahwa sebagian besar jajanan anak di sekolah rentan terhadap masalah kebersihan dan kandungan gizinya juga perlu dipertanyakan. Kalaupun anak ngotot untuk jajan di sekolah, lebih baik diarahkan untuk tidak memilih makanan yang manis dan sticky. Makanan manis dengan konsistensi lengket jauh lebih berbahaya, karena lebih sulit dibersihkan dari permukaan gigi.

Baby Bottle Caries
Banyak ibu yang mengeluh, gigi depan rahang atas anaknya berwarna kecoklatan, mahkota giginya rusak, bahkan terkadang hanya tinggal sedikit saja mahkota yang tersisa. Namun kebanyakan para ibu tersebut tidak menyadari apa penyebabnya. Yang sesungguhnya terjadi adalah gigi tersebut mengalami karies, dan kejadian ini sering disebut sebagai karies botol, early childhood caries, atau baby bottle caries. Pola karies gigi ini erat kaitannya dengan pemberian susu atau cairan manis lain dengan menggunakan botol secara berkepanjangan. Terlebih lagi bila anak terbiasa atau dibiasakan meminum susu botol sebelum tidur, dan tak jarang botol susu masih ada dalam mulut anak saat ia jatuh tertidur.
Karies gigi sulung yang disebabkan pemberian susu atau minuman manis lain menggunakan botol susu secara berkepanjangan memiliki ciri yang khas. Gigi yang terlibat biasanya adalah gigi depan rahang atas, dan biasanya keempat gigi depan rahang bawah bebas karies. 

Gbr. Baby bottle caries
Faktor perilaku orang tua menjadi faktor pendukung terjadinya masalah ini, terutama karena kurangnya pengetahuan orang tua mengenai kesehatan gigi yang benar. Persentase kejadian ini cukup tinggi, dari suatu penelitian dilaporkan 3-6% anak di bawah usia 4 tahun mengalami karies botol.
Dari beberapa penelitian terungkap bahwa isi dari botol susu lebih bermakna dalam meningkatkan resiko terjadinya karies botol, daripada durasi atau lamanya penggunaan botol susu tersebut. Misalnya sirup, susu formula yang ditambahkan gula, atau air madu yang diminum dengan botol susu, berpotensi tinggi untuk menyebabkan terjadinya karies botol terutama bila diminum menjelang tidur. Aliran air liur menurun saat sedang tidur, padahal air liur ini memiliki efek self-cleansing yaitu membilas sisa makanan atau minuman keluar dari rongga mulut saat gerakan menelan. Bila cairan atau minuman manis tersebut diminum hingga anak tertidur, maka cairan tersebut masih menggenangi permukaan gigi sepanjang malam. Laktosa yang terkandung dalam susu dapat merangsang pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans, yaitu bakteri yang sangat penting sebagai penyebab karies.
TIPS BAGI PARA IBU
  • Bantu dan ajari anak saat sedang menyikat gigi. Bila ibu bersama-sama anak melakukan pembersihan gigi, anak akan lebih termotivasi dan meniru contoh dari ibunya. Selain itu ibu juga dapat memperhatikan apakah cara sikat gigi anak sudah benar. Jangan biarkan anak sendirian atau hanya ditemani oleh pengasuhnya.
  •  Pasta gigi dengan aneka rasa dan warna memang menarik bagi anak, dan formulanya sudah dirancang sedemikian rupa agar aman bila tertelan. Namun pasta gigi -yang mengandung fluor yang baik untuk gigi- sebaiknya diberikan setelah anak berusia 3 tahun di mana ia sudah mampu berkumur.
  • Awasi jenis jajanan anak. Permen dan coklat atau makanan manis lain tetap dapat diberikan, namun  perlu ditekankan tentang pentingnya menyikat dan membersihkan gigi sebelum tidur.
  • Luangkan waktu untuk melihat dan memeriksa gigi anak. Bila hal ini sering dilakukan, anak tidak akan terlalu merasa asing saat harus dibawa ke dokter gigi. Bila ada kelainan dalam rongga mulut anak dapat ditemukan sedini mungkin.
PERHATIAN
Periksakan anak ke dokter gigi secara teratur. Banyak di antara para ibu yang tidak menganggap perlu untuk menambal gigi susu anaknya yang berlubang. Karena toh nanti akan tergantikan oleh gigi tetapnya. Namun gigi susu yang dibiarkan berlubang dapat menimbulkan beberapa masalah.

  • Gigi susu yang berlubang (seperti halnya pada orang dewasa) dapat menimbulkan rasa tidak nyaman atau sakit. Akibatnya anak dapat menjadi rewel dan sulit makan.
  • Dapat menyebabkan gangguan fungsi pengunyahan, karena gigi yang berlubang tidak nyaman untuk dipakai mengunyah. Akibatnya makan tidak dikunyah dengan sempurna, dan dapat mempengaruhi nutrisi bagi anak.
  • Gigi susu yang berlubang dapat menyebabkan gigi tersebut goyang dan tanggal prematur atau terpaksa dicabut sebelum waktunya. Idealnya pada kondisi ini dibuatkan space maintainer. Gigi susu berfungsi sebagai panduan bagi pertumbuhan gigi tetapnya. Bila gigi tanggal prematur, pertumbuhan gigi tetap menjadi tidak teratur.
Susunan gigi yang tidak teratur dapat mengarah kepada gangguan fungsi bicara (terutama gigi depan yang tidak teratur), profil wajah tidak harmonis, gangguan pada pengunyahan, dan dapat menurunkan rasa percaya diri anak.
Gigi susu harus tetap ditambal, agar gigi yang terlanjur berlubang tersebut dapat bertahan selama mungkin di dalam mulut dan tanggal atau copot sesuai dengan waktu normalnya.

PRAKTEK DOKTER GIGI
drg. RUDI RAHARJO & drg. MAIRA KADURI
Jl. Mulawarman RT.02 No.58 (depan Palmcourt Batakan) Balikpapan
HP. 085245529752
WhatsAp.
085299469343

Kamis, 27 November 2014

Tips Kesehatan Gigi Untuk tetap Sehat dan Kuat

Tips kesehatan gigi sangat penting anda ketahui untuk merawat gigi dengan baik. Gigi sangat berperan penting dalam mengolah makanan yang masuk ke mulut karena gigi ini berguna untuk mengunyah makanan. Bayangkan kalau kita tidak punya gigi, kita akan kesusahan menikmati dan menelan makanan. Untuk itu gigi kita perlu dirawat agar tetap setia dengan kita sampai kita tua. Orang jaman dahulu sering merawat giginya dengan nginang. Daun yang dipakai untuk nginang ini rasanya pahit, baunya khas nenek-nenek dan berwarna kekuningan di gigi. Tapi meskipun demikian, dengan cara itu mereka memperoleh gigi yang kuat dan sehat hingga tua dan tidak ompong ketika usia mereka sudah senja. Kalau diaplikasikan pada kebiasaan jaman sekarang sepertinya akan sangat sulit, masalahnya siapa yang mau? Untuk mendapatkan gigi sehat dan kuat saat ini tidak perlu lagi dengan cara demikian. Sebaiknya konsultasikan kesehatan gigi anda dengan dokter gigi 6 bulan sekali agar kesehatannya terkontrol.
Tips Cara Memutihkan Gigi Secara Alami
Tips Kesehatan gigi yang pertama sudah pasti sikat gigi dengan teratur. Sikatlah gigi dengan benar dengan arah dari gusi ke gigi dan usahakan menjangkau seluruh permukaan gigi agar gigi sehat menyeluruh. Gunakan sikat yang berbulu lembut agar tidak melukai gusi, sikat gigilah saat pagi dan malam hari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Boleh menggunakan obat kumur tetapi jangan terlalu sering, cukup dua kali dalam seminggu. Untuk mendapatkan gigi yang sehat sebaiknya hindari makanan manis, makanan manis ini sangat merusak gigi dan mampu membuat gigi berlubang dengan cepat. Kebiasaan memakan makanan manis berlebihan ini biasanya sering dilakukan anak-anak, oleh karena itu bagi para ibu sebaiknya jaga asupan makanan si kecil, jangan terlalu banyak memberikan permen, coklat atau makanan manis lainnya. Di usianya, makanan manis seperti itu pastilah menjadi favorit anak dan seringkali membuat ketagihan mengonsumsinya.
Cara Menjaga Gigi Agar Tetap Sehat
Tips kesehatan gigi yang selanjutnya yaitu mengonsumsi buah dan sayur yang mampu mengikis kotoran pada gigi. Fungsi seperti ini ada pada apel, wortel, dan seledri. Hindari penggunaan pemutih gigi, untuk memutihkan gigi secara alami sebaiknya menggunakan buah strawberry. Penggunaan buah dengan rasa asam ini bisa dengan mengunyah dan mengonsumsinya, atau hanya dengan menggosokkannya pada gigi. Kemudian hentikan kebiasaan merokok, kandungan nikotin dalam rokok sangat ampuh untuk merusak gigi. Begitu juga dengan teh dan kopi, sebaiknya jangan terlalu sering mengonsumsinya. Kebiasaan ini kebanyakan dilakukan oleh orang dewasa. Terapkan pola hidup sehat, beri contoh pada si kecil bagaimana sebaiknya merawat gigi. Serta yang jangan sampai dilewatkan, konsultasikan dengan dokter masalah kesehatan gigi anda, karena dokter lebih tahu apa yang baik dan buruk bagi gigi dan bagaimana menanganinya. Demikian tips kesehatan gigi untuk tetap sehat dan kuat, semoga bermanfaat.
PRAKTEK DOKTER GIGI
drg. RUDI RAHARJO & drg. MAIRA KADURI
Jl. Mulawarman RT.02 No.58 (depan Palmcourt Batakan) Balikpapan Timur
HP. 085245529752
WhatsAp.
085299469343

Mitos vs Fakta Seputar Gigi dan Mulut

Mitos vs Fakta # 1
Mitos : Gigi atas yang sakit jika dicabut akan mempengaruhi syaraf mata. Bahkan dapat menyebabkan kebutaan.
Fakta : Syaraf yang mempersyarafi gigi geligi atas berbeda dengan syaraf mata. Bila seseorang sakit gigi karena karies (lubang gigi) pada gigi atas, penjalaran infeksinya memang dapat mencapai pipi hingga mata. Namun pencabutan gigi atas tidak akan menyebabkan kebutaan.
Mitos vs Fakta # 2
Mitos : Sakit gigi dapat disembuhkan cukup dengan minum obat penghilang rasa sakit (analgesik).
Fakta : Obat “pain killer” hanya membantu untuk menghilangkan rasa sakit sementara, namun infeksi bakteri pada gigi tetap ada dan suatu waktu rasa sakit akan timbul lagi. Maka jika terjadi karies, gigi tersebut harus dirawat. Bila karies belum mencapai jaringan syaraf, gigi masih bisa ditambal. Namun bila jaringan syaraf sudah terekspos, maka gigi sudah tidak bisa langsung ditambal tapi harus dilakukan perawatan saluran akar terlebih dulu.
Mitos vs Fakta # 3
Mitos : Gigi tidak perlu dicabut dan boleh dibiarkan saja bila yang tersisa tinggal akarnya saja. Toh, sudah tidak ada keluhan yang dirasakan.
Fakta : Bila gigi berlubang dibiarkan dan tidak dirawat, lama kelamaan gigi tersebut dapat patah sedikit demi sedikit karena adanya tekanan kunyah. Pada akhirnya, mahkota gigi habis dan yang tersisa tinggal akarnya saja. Biasanya pada gigi tersebut sudah tidak ada keluhan lagi. Namun bukan berati masalah sudah selesai. Akar gigi yang terekspos dengan lingkungan gigi tetap dapat menjadi sumber infeksi. oleh karena itu, biarpun sudah tidak terasa sakit gigi tersebut tetap harus dicabut dan dibuatkan gigi tiruan penggantinya.
Mitos vs Fakta # 4
Mitos : Anak yang punya kebiasaan menghisap jari giginya bisa maju atau tonggos.
Fakta : Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa kebiasaan thumb sucking pada anak dapat menyebabkan gigi depannya tonggos, tapi bergantung pada beberapa hal. Misalnya, sampai berapa lama anak tersebut terbiasa menghisap jari. Seberapa sering ia menghisap jari dalam sehari dan besarnya tekanan hisap si anak juga dapat mempengaruhi derajat keparahan. Kebiasaan menghisap jari yang bertahan antara 36 dan 48 bulan dapat meningkatkan resiko majunya gigi depan secara signifikan.
Mitos vs Fakta # 5
Mitos : Bila seseorang sakit gigi lebih baik dicabut daripada ditambal, karena setelah ditambal pun masih bisa sakit lagi.
Fakta : Pencabutan gigi adalah alternatif terakhir, bila perawatan lain sudah tidak mungkin dilakukan. Gigi sebisa mungkin dipertahankan dalam mulut, karena kehilangan satu gigi saja sudah dapat mengurangi efektivitas dalam pengunyahan. Gigi yang hilang sebaiknya diganti dengan gigi tiruan, namun sebaik apapun gigi tiruan masih lebih baik gigi aslinya. Saat ini ilmu dan teknologi di bidang kedokteran gigi telah berkembang pesat. Material kedokteran gigi terus menerus diperbaiki, sehingga hasil tambalan yang baik dan tahan lama dapat dicapai.
Mitos vs Fakta # 6
Mitos : Bau mulut disebabkan karena adanya masalah di pencernaan.
Fakta : Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa 85 % bau mulut berasal dari gigi dan mulut. Bau mulut yang disebabkan oleh perut sangat jarang terjadi. Bau mulut disebabkan oleh bakteri yang bersarang di dalam mulut, bisa berada di gusi yang meradang, gigi yang berlubang, karang gigi, tambalan yang bocor, dan terutama di bagian belakang lidah. Bakteri yang berkembang dalam lingkungan tanpa oksigen ini memproduksi gas berbau yang disebut ‘volatile sulfur compound’. Inilah yang menyebabkan bau mulut.
Mitos vs Fakta # 7
Mitos : Obat kumur dapat menghilangkan bau mulut.
Fakta : Menurut suatu penelitian yang menguji keefektifan obat kumur yang mengandung essential oil, jumlah bakteri berkurang secara bermakna 12 jam setelah penggunaan. Namun obat kumur hanya efektif dalam jangka waktu yang pendek. Malahan, pemilihan obat kumur harus dilakukan secara hati-hati, karena obat kumur berbahan dasar alkohol justru dapat memperberat bau mulut bila digunakan secara berlebihan, karena kandungan alkohol dapat membuat mulut menjadi kering. Untuk menghilangkan, atau setidaknya mengurangi bau mulut, pembersihan gigi tidak difokuskan ke permukaan gigi saja melainkan ke seluruh permukaan yang ada di dalam rongga mulut. Terutama jaringan lunak seperti lidah dan gusi.
Mitos vs Fakta # 8
Mitos : Pencabutan gigi tidak boleh dilakukan pada saat wanita sedang menstruasi.
Fakta : Perubahan hormonal yang dialami wanita turut mempengaruhi keadaan di rongga mulutnya. Saat menstruasi, terjadi perubahan hormonal yaitu peningkatan kadar estrogen dan progesteron yang dapat menyebabkan gusi lebih rentan terhadap peradangan. Meski demikian, pencabutan tetap dapat dilakukan pada saat wanita sedang menstruasi. Untuk menghindari resiko, pencabutan sebaiknya ditunda hingga minggu terakhir siklus menstruasi (hari ke 22-28) di mana kadar estrogen sedang rendah.
Mitos vs Fakta # 9
Mitos : Bila gigi anak berlubang tidak perlu ditambal karena nanti juga akan digantikan oleh gigi tetap/permanen.
Fakta : Gigi anak yang berlubang tetap harus ditambal, karena gigi yang berlubang dan tidak dirawat dapat menyebabkan infeksi menjalar ke jaringan pendukung gigi. Hal ini akan mempengaruhi gigi permanennya yang sedang dalam tahap tumbuh kembang. Selain itu adanya karies pada gigi anak dapat menyebabkan anak berkurang nafsu makan dan cenderung rewel.
Mitos vs Fakta # 10
Mitos : Sariawan disebabkan oleh kekurangan vitamin C.
Fakta : Sariawan dalam dunia medis disebut dengan aphtous stomatitis. Penyebab dari penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun ada banyak faktor yang diyakini berkaitan dalam memicu terjadinya sariawan. Di antaranya adalah menurunnya sistem imun (kekebalan tubuh), stress, trauma pada jaringan lunak dalam rongga mulut (seperti tergigit yang berulang-ulang), kurang nutrisi, atau disebabkan karena obat-obatan tertentu. Bila sariawan terjadi berulang-ulang dan hilang timbul, maka disebut recurrent aphtous stomatitis (RAS)

PRAKTEK DOKTER GIGI
drg. RUDI RAHARJO & drg. MAIRA KADURI
Jl. Mulawarman RT.02 No.58 (depan Palmcourt Batakan) Balikpapan Timur
HP. 085245529752
WhatsAp.
085299469343